Apayang disebut sebagai representasi akhirnya bukan semata- mata mengacu pada presentasi suatu realitas secara konkrit. Contoh dalam kehidupan sehari hari seorang siswa akan mengerjakan pr dengan tepat. KATA PENGANTAR. Zais di atas Ralph WTyler dalam Ornstein Hunkins1988 mengemukakan pandangan yang erat kaitannya dengan beberapa aspek yang
a. Teknik Dasar Tatah Sungging Wayang Teknik tatah sungging wayang melalui banyak tahapan antara lain 1 Mentah Mentah adalah proses pelubangan kulit/mengukir kulit menggunakan mata tatah dengan motif tertentu. Didalam pembuatan wayang kulit lazim disebut natah. Sebelum melakukan proses penatahan maka kita harus mengenal proses pengolah kulit terlebih dahulu menjadi kulit wayang atau sering disebut lulang Marwoto W, 1985 13. 2 Pengolahan Kulit Kulit adalah bagian tubuh yang berguna untuk melindungi diri dari pengaruh luar. Kemampuan melindungi diri dengan kulit ini berbeda hewan satu dengan lainnya. Perbedaan ini masih tampak pada kulit hewan setelah dilepas dari tubuh hewan yang telah disembelih Djojowidagdo S, 1985 6 Pengolahan kulit memerlukan alat dan bahan antara lain kulit sapi/kerbau/kambing, pethel, pisau raut, Tali tampar, plangkan penthangan, ember perendam, setelah proses penyembelihan dan pengambilan kulit hewan maka kulit kemudian diolah untuk menjadi bahan yang lazim disebut lulang. Pengeringan kulit tersebut dengan cara dibersihkan dari gajih dan daging, kemudian dipenthang, dibersihkan bagian kulit dalam, dibiarkan kering selama 24 jam, dilepaskan dari penthangan, direndam air, selama 12 jam kemudian dipenthang lagi, dilakukan pembersihan daging dan kotoran lain yang melekat di dibiarkan kering selama 24 jam, kemudian dilepas, direndam dengan air garam selama 12 jam, kemudian dipenthang lagi selama 24 jam, dibersihkan bulu-bulunya dikerok dan dibiarkan kering, sambil terus ditarik. Dengan tali tampar penthangan agar mengembang dan menipis. Sampai benar-benar kering dan bersih dari bulu dan kotoran lainya. Setelah cukup kering, dan bersih kulit kemudian diambil dari pethangan dan telah selesai menjadi lulang, siap untuk dibuat sebagai bahan utama pembuatan wayang kulit. 3 Teknik Memahat Wayang Kulit Memahat wayang kulit melalui 7 tahap yaitu a Cara memegang pandukkan Panduk sering juga disebut pandukkan, merupakan alat dalam memahat wayang yang fungsinya sebagaialas atau landasan dalam memahat. Panduk dibuat dari batang kayu sawo yang dipotong secara melintang. Ketebalan panduk tergantung pada selera dan kebutuhan. Permukaan potongan tersebut dihaluskan. Batang yang masih mengandung getah tentu saja belum dapat digunakan. Kayu sawo yang dipilih sebagai panduk karena seratnya yang boleh dikatakan halus sehingga tidak mudah merusak pahat. b Tahap Nggebing adalah proses pembuatan pola global wayang pada lulang, direndam selama 12 jam, digebing diatas papan gebingan dengan dipaku bagian tepi sambil ditarik kencang tetapi tidak sobek, untuk menghasilkan kulit yang rata, dikeringkan selama 12 jam. Apabila sudah kering lulang diambil dari gebingan dan diratakan kembali menggunakan pasah. c Selanjutnya adalah Tahap pembuatan pola detail atau sering disebut Nyoreki. Ada 2 macam cara yang bisa digunakan yaitu system ngeblak menempel wayang yang sudah jadi kemudian mecorek dengan paku corekan dan system nggambar menggunakan kertas kalkir. Setelah proses corekan selesai akan tampak pola jadi. d Tahap selanjutnya adalah Ngapangi yaitu proses penatahan tokoh wayang pada pinggir pola melepas bagian luar wayang Kulit. e Dilanjutkan dengan proses menatah isen mecahi wayang kulit ; dengan cara menatah motif bagian dalam wayang kulit yang memiliki pola-pola mata tatah besar, dilanjutkan pada pola yang kecil lazim disebut Nggempuri dan yang lebih rumit lagi yaitu Mipili. Dengan diawali bagian yang menumpang/menutup ke bagian yang ditumpangi/ditutup dari luar ke dalam. f Setelah selesai kemudian menatah bagian wajah lazim disebut Mbedahi. Bagian ini sangat sulit dilakukan terutama untuk wayang alusan yang memiliki wanda khas. g Tahap paling akhir dari proses natah adalah Mlimpingi, yaitu menumpulkan bagian pinggir wayang agar tidak tajam dan ngamplas untuk memperhalus wayang. Dan setelah selesai maka bisa dibesut sebagai wayang putihan belum diwarnai Suyadi, 2010 18. b. Pengertian Sunggingan atau Menyungging Wayang Kulit Sunggingan, kata dasar sungging, dan merupakan kata benda, sungging artinya lukisan perhiasan berwarna dengan cat, sedangkan juru sungging artinya pelukis seni sungging artinya seni membuat gambar perhiasan. Proses pengerjaanya sehingga menghasilkan lukisan atau perhiasan dengan cat disebut menyungging. Dalam kaitanya dengan wayang, yang dimaskdu dengan sunggingan ialah hasil dari menyungging, sedangkan kata sunggingan merupakan kata pasif kata menyungging Poerwadaminta, 1976 796. Nyungging, adalah proses pewarnaan wayang kulit yang menggunakan teknik grdasi. Ada 2 jenis yaitu sunggingan wayang lazimnya dan sunggingan wayang bathik. Perbedaanya pada teknis dan penggunaan warna serta coraknya. Jika pada sunggingan wayang menggunakan tehnik pakem wayang, banyak warna jika bathik tergantung pada kreativitas pemulas. Biasanya terdiri dari 2 macam warna dominan. Warna inti/primer terdiri dari 6 yaitu 1 Prada emas/brom 2 Merah 3 Kuning 4 Hitam 5 Putih 6 Biru Untuk menghasilkan warna sekunder dengan menkombinasikan warna inti yaitu 1 Hijau Biru dicampur kuning 2 Jingga Kuning dicampur merah 3 Ungu Merah dicampur Biru 4 Cokelat Kuning dicampur hitam 5 Wana muda warna inti diampur warna putih kecuali emas. c. Teknik Dasar Mewarnai atau Menyungging Teknik dasar mewarnai dalam membuat wayang ada 7 tahap yaitu 1 Mutihi atau Ndasari proses pendasaran wayang dengan warna putih yang diperoleh dari campuran lem rakol, air dan cat tembok berkualitas 2 Mulas atau Nyungging Proses pewarnaan dengan mengutamakan warna dominan terlebih dahulu sesuai motif dan corak tatahan dengan system gradasi dari warna muda ke warna tua pada bagian perabot pakaian, 3 Ngawak-awaki lazzim menggunakan prada emas/brom adalah proses pemberian warna awak-awakan biasanya bewarna emas. Jika menggunakan prada emas ada tehnik tersendiri yaitu, pulaskan lem khusus warna kuning pada prada tips rata, kemudian lembaran kertas prada emas dibagian belakang diolesi air, kemudian ditempelkan secara merata. 4 Nrenjemi Proses pemberian isen dengan warna hitam/tua berupa titik-titik kecil 5 Nyawi Proses pemberian isen dengan warna hitam/tua berupa 6 Waler Proses pembedaan wujud benda yang saling terikat menggunakan titik/garis atau batik 7 Ngedus atau Mbabar Proses pelapisan akhir setelah pulasan benar-benar kering dengan menggunakan campuran air dan lem rakol bening yang sudah dimasak sampai mendidih, setelah dingin diusapkan tipis dan merata untuk pengawetan dan tahan hama Joko Krisnanto, 2009 3. Berkaitan dengan hal tersebut bahwa tatah sungging wayang adalah proses pembuatan wayang melalui proses pelubangan kulit/mengukir kulit menggunakan mata tatah dengan motif tertentu, dan setelah menjadikulit wayang disebut lulang maka proses selanjutnya adalah menyungging dengan memberikan warna pada wayang tersebut. 3. Pedalangan a. Pengertian Dalang Kata Dalang menurut kereta bahasa bahasa Jawa yang dapat diartikan ngudal piwulang atau menguraikan ajaran serta permasalahanya. Dalang juga disebut sebagai sutradara dalam teater adalah seorang seniman yang memainkan wayang bertugas menjalankan tokoh dan cerita, ngudal piwulang, memberikan hiburan dan ajaran. Menggunakan busana kejawen jangkep yangharus mampu menguasai teknik dasar, antara lain tentang lakon wayang, sarasilah tokoh wayang, kawruh bahasa Jawa, titi laras atau tembang pelog, slendro, macapat, gendhing, dhodhogan, keprakan, sabet, catur, dan sulukan Kristian Apriyanta, 2005 79. Sabetan gerak wayang adalah cara-cara memainkan boneka wayang, yang terdiri dari 1 Tanceban cara menancapkan wayang pada debog yang harus memperhatikan kedudukan karena debog terdiri dari 2 tingkat. 2 Bedholan cara mencabut wayang. 3 Solah langkah cara memainkan wayang sesuai karakter wayang. 4 Perang cara berperang yang juga memiliki aturan jika tokoh lebih muda dan derajat lebih rendah tidak boleh memegang atau mengenai kepala, jika menggunakan mahkota. 5 Jogetan cara menggerakkan bagian tubuh wayang sesuai dengan iringan biasanya digunakan untuk lelakon pada punakawan atau limbukian. Dalam seni pedalangan suluk itu menempati kedudukan yang penting sebab merupakan isyarat dalang kepada penonton, untuk meberitahukan suasana atau keadaan tenntang adegan yang akan digelar. Pagelaran wayang kulit itu dilakukan di depan layar putih yang menggambarkan jagat raya. Oleh karena pada layar tidak adasarana lainnya yang dapat dipakai untuk menggambarkansuasana suatu adegan. Maka sejak awal dam setiap pergantian adegan, dalang memberi isyarat atau keterangan tentang keadaan serta adegan yang hendak digelar. Sedangkan cara memberikan isyarat tersebut dengan melagukan, itulah yang dinamakan suluk. Dalam ilmu pedalangan, suluk dibagi tiga bagian besar yaitu 1 Pathetan digunakan untuk membangun suasana tentram, agung, wibawa sedang instrumen yang mengiringi rebab, gambang, dan suling. 2 Ada-ada digunakan untuk membangun suasana penuh semngat dan diserta suasana gedhog dan keprak. 3 Sendhon digunakan untuk membangun suasana sedih, rasa kasihan dan kasmaran. Dengan cara demikian dalang dapat menarik perhatian para penonton, sehingga penonton dapat ikut serta merasakan suasana pergelaran yang sedang berlangsung. Kecuali suluk, dalang juga harus pandai dalam menceritakan segala sesuatunya dalam pergelaran dengan suara jelas dan dapat memisah-misahkan setiap suara tokoh, ksatria yang wibawa, dan dengan suara yang berfariasi, berganti-ganti, lantang, lebut, tegas, disertai dengan pengucapan yang terdengar jelas. Isi bicaranya penuh dengan ajaran, falsafah hidup, berbagai kejidupan hidup. Juga harus dapat melawak, menguasai berbagai tembang, termasuk tembang dolanan, agar dapat yang termasuk catur adalah 1 Janturan adalah cara dalang untuk memberitahukan kepada penonton, menjelaskan dengan singkat adegan yang sedang digelar, keadaan keindahan suatu negara, tempat para putri, pertapaan. Serta siapa saja yang berada di tempat tersebut, termasuk gambaran sifat, watak tokoh yang bersangkutan. 2 Pocapan adalah suatu cara bagaimana dalang ketika hendak menceritakan atau mengetengahkan kelanjutan adegan cerita. Pocapan ini diucapkan tanpa diiringi bunyi gamelan. Dengan pocapan oleh dalang, penonton dapat mengetahui semua yang terjadi yang terkait dengan ceritanya. Ginem yaitu cara dalang mengetengahkan pembicaraan wayang, demikian juga percakapan antara tokoh atau figur wayang yang kadang-kadang lebih dari seorang. Dengan demikian dalang harus bisa memisahkan suara, antara laki-laki dan wanita dan juga suara yang dapat menunjukkan perwatakannya, lemah lembut, atau pemarah, banyak bicara. Semakin pandai dalang dalam olah suara, memisah-misahkan suara, serta terampil dalam membawakan pembicaraan sebenarnya, pergelaran akan semakin hidup. Dalang juga harus menguasai masalah gendhing. Seperti sudah diketahui bahwa jalanya pagelaran diringi sura gamelan yang dibunyikan menurut gendhing yang sesuai. Kesemuanya itu dalang yang akan memberi tanda-tanda, pilihan gendhing manakah yang akan dibunyikan, disertai isyarat tentang keras lemah menabuhnya. Demikian pula pemberian isyarat bila akan menghentikan bunyi gamelan. Sebagaimana diutarakan di atas, meberi aba-aba dengan menggunakan isyarat, dengan buni gedhog atau keprak, atau juga kata-kata sandi sambil mengakhiri pembicaraan yang diutarakan. Dengan diiringi bunyi gamelan yang kadang-kadang keras bersemangat, kadang-kadang punuh wibawa, menjadikan pergelaran semakin terasa hidup. Demikianlah pengertian tentang gendhing. Ternyata dalang juga harus menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai modal mendalang. Selain itu masih ada syarat yang harus dimiliki yaitu kekuatan. Seperti diketahui bahwa pergelaran wayang kulit itu dilangsungkan semalam suntuk. Dalam waktu yang cukup lama itu, dalang juga harus menjaga kekuatan badanya, dalam duduk bersila, suaranya tetap nyaring dan tidak parau. Demikian juga dalam memainkan boneka wayangnya, harus tetap bersemangat. Hal ini tidak mudah, harus disertai latihan agar badan tetap sehat dan segar. Ada diantara dalang yang mengusahakan dengan cara prihatin, sehingga memperoleh pengalaman batin atau ilmu. Dengan demikian ternyata dalang itu pantas dianggap orang yang lebih dari yang lain, termasuk dalam ngudal piwulang, menguraikan ajaran KRMH. H. Warsitodipuro, 2006 444. 4. Karawitan a. Pengertian Karawitan Karawitan berasal dari kata rawit, yang mendapatkan awalanka dan akhiran an. Rawit berarti halus, lembut. Secara epitimologis, istilah karawitan juga ada yang berpendapat berasal dari kata rawita yang mendapatkan yang mendapatkan awalan, ka dan akhiran an. Rawita adalah sesuatu yang mengandung rawit. Rawit berarti halus, kata rawit merupakan kata sifat yang mempunyai arti bagian kecil, potongan kecil, renik, rinci, halus, atau indah. Penambahan awalan ke atau ka dan akhiran an pada kata dasar rawitmengubah bentuk kata dasar menjadi kerawitan atau karawitan, yang merupakan kata benda. Adapun istilah karawitan berasal dari penyingkatan bunyi pengucapan sku kata karadalam karawitan menjadi kra. Agak dekat dengan kara rawit, juga dikenal kata lain yang setara artinya, misalnya kata ruwit, hangruwit, angruwit, hangrawit, angrawit, ngrawit, hangruwet, angruwet, ngruwet, ruwet, rumet, atau rumit. Semua kata mengacu pada pengertian yang sama, yaitu kecil, rinci, bagian, atau bagian-bagian kecil, rinci, rincian, bagian, atau bagian-bagian yang sangat kecil ukurannya. Istilah kawaitan sering juga diartikan sebagai kehalusan atau keindahan. Selain itu, secara umum ada juga yang mengartikan sebagi musik tradisional Indonesia. Karawitan juga mempunyai dua arti yaitu arti umum dan khusus. Dalam arti umum, berarti musik Jawa tradisional, dalam arti khusus adalah seni suara vokal, yang dikemas dengan instrumentalia yang berlaras slendrodan pelog. Secara khusus, istilah karawitan lebih mengacu pada pengertian seni suara yang menggunakan gamelan laras slendro dan laras pelog. Pengertian inipun sesungguhnya masih sangat kasar, karena pada kenyataanya, di dalam karawitan terdapat medium suara manusia atau karawitan vokal, suara instrumen gamelan atau karawitan instrumental, dan gabungan keduanya atau karawitan vokal instrumental. Dalam pengertian umum dan khusus, lalu muncul berbagai istilah yang disebut gendhing sekar dan sekar gendhing. Gendhing sekar, adalah alunan suara dalam karawitan yang dibarengi sekar atau tembang. Sedangkan sekar gendhing, berupa tembang yang diiringi gamelan. Jadi karawitan adalahsebuah garapan manis antara vokal dan gamelan sehingga membentuk alunan suara yang indah dan nikmat Suwardi Endraswara, 2006 24. Secara fungsional, karawitan banyak dipergunakan dalam berbagai keperluan seni pertunjukkan tradisional Jawa . Masing-masing mempunyai ciri penyajian yang khas. Karawitan dapat berdiri sendiri dalam sajianya, serta dapat disajikan sebagai iringan seni yang lain. Berdasarkan fungsinya, karwitan dibagi menjadi empat, yaitu 1. Karawitan sebagai iringan lagu atau dolanan rakyat, 2. Karawitan sebagai seni pertunjukkan yang dibagi lagi menjadi a. Karawitan iringan pedalangan, adalah jenis karawitan yang bisa dipergunakan untuk mengiringi pegelaran wayang, dengan acuan pathet telah tertentu, meskipun wayang model sekarang telah berubah-rubah memilih iringan, b. Karawitan iringan tari, baik tari klasik maupun tari kresasi baru, dengan sajian gendhing yang bermacam-macam, lebih lincah, ada juga yang anggun, pelan, tergantung tariannya, c. Karawitan iringan teater tradisional, 3. Karawitan untuk pagelaran mandiri atau unyon-unyon, dan 4. Karawitan untuk upacara, biasanya memanfaatkan gendhing skralatau agung, seperti gamelan sekaten, carabalen, dan monggang Suwardi Endraswara, 2006 25. Karawitan juga dapat diartikan sebagai suatu keahlian, keterampilan, kemampuan, atau seni memainkan, menggarap, atau mengolah suatu gendhing, sehingga menjadi bagian-bahian kecil yang bersifat renik, rinci, dan halus. Secara keseluruhan bagian-nagian kecil tersebut membentuk suatu susunan, komposisi, dan kumpulan berbagai nada, warna suara, dan suara manusia yang bersifat indah, berirama, seimbang, dinamis, serasi, serta memberikan kesan,citra dan suasana tertentu. Komposisis tersebut menggunakan suatu bentuk sistem, dan teknik tertentu, berlandaskan suatu kreativitas, rasa indah, kehalusan rasa, selera, penghayatan, dan kemampuan teknis memainkan alat musik tradisional Jawa , baik yang digunakan secara individual maupun kelompok Bram Palgunadi, 2002 7. 5. Tari a. Pengertian Tari Kesenian adalah bagian dari kebudayaan, seni tari adalah satu bagian dari Tari adalah eksplorasi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah. Bisa disimpulkan bahwa tari adalah bentuk pernyataan imajinasi yang dituangkan melalui simbol atau lambang gerak berdasarkan simbol ruang dan waktu. Simbol dalam bentuk gerak tari tradisi telah mengalami distrosi atau stilasi dengan mempertimbangkan pada keindahan dan pesan yang disampaikan. Akibatnya, gerak bermakna menjelaskan maksud dan muatantari. Gerak yang mempunyai arti memberikan penjelasan maksud dan muatan tari disebut gerak maknawi, sedangkan gerak yang tidak mempunyai arti disebut gerak murni Soedarsono, 1992 32. Seni tari juga mempunyai arti keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat juga diberi arti bahwa seni tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang gerak berirama dan berjiwa besar yang harmonis. Tari juga mempunyai unsur-unsur yaitu 1 Bentuk adalah bentuk dari jari-jari tangan, pergelangan tangan, keseluruhan tangan, badan, leher, bahu, pinggul,kaki, lutut, dan pergelangan kaki. Bentuk ini dapat berdiri sendiri atau dipadukan, sehingga merupakan kesatuan. 2 Gerak adalah terdiri dari anggota-anggota badan manusia yang telah berbentuk, kemudiann digerakkan, gerak ini dapat sendiri-sendiri atau bersambungan dan bersama-sama. 3 Irama adalah setelah anggota-anggota badan manusia dibentuk dan digerakkan, maka bentuk dan gerak itu harus berirama. Dapat cepat ataupun lambat. 4 Jiwa adalah bentuk, gerak dan irama dilahirkan oleh jiwa manusia. Bentuk dan gerak ini untuk melukiskan apa yang dikehendaki manusia, maka melaksanakan harus dengan kemampuan menjiwai. Harmoni adalah keselarasan baik keselarasan gerak, suara, bentuk,warna, dan garis. Untuk membuat harmoni harus dipergunakan perasaan dengan didampingi pertimbangan-pertimbangan pikiran. Keselarasan atau keharmonian dalam tari artinya harus ada keseimbangan bentuk gerak, irama, ruang, pakaian, dan tari Bagong Kusudiarjo, 1981 16. b. Macam-macam seni tari Walaupun seni tari mempunyai beragam dan sifat yang berlainan, tetapi pada garis besarnya adalah 1 Tari untuk putra dan putri adalah tari yang dilakukan oleh pria dan wanita, antara tari untuk pria dan wanita ada perbedaan. Tetapi kenyataanya menunjukkan bahwa tari untuk pria banyak dilakukan oleh wanita. 2 Tari upacara keagamaan adalah dipertunjukkan untuk menyampaikan rasa bakti manusia kepada Tuhan. Tari untuk dipertunjukkan sebagai hasil seni yang lebih di titik beratkan pada seni keindahan dan kehalusan atau kedinamikannya. 3 Tari untuk dipertunjukkan adalah untuk mengemukkan pula berbagai ragam watak atau perwatakkan dan untuk melukiskan peristiwa-peristiwa yang langsung dapat menyentuh hati orang yang melihat. Tari untuk pergaulan atau hiburan adalah tarai yang menggunakan gerak dan irama yang sederhana dengan tujuan agar mudah dipelajari Bagong Kusudiarjo, 1981 18. c. Sifat-sifat seni tari Seni tari digolongkan menjadi tiga sifat yaitu 1 Tari primitif adalah lebih dikenal dengan tarian rakyat, ciri dari tarian rakyat yaitu sederhana, baik gerak, irama, pakaian,rias, maupun temanaya, yang biasanya semuanya dilakukan dengan spontanitas, tidak ada peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang seragam dan tertentu. 2 Tari klasik adalah sebuah tari yang lahir dan tumbuh di daerah-daerah atau di sebuah negara yang dapat hidup dan berkembang disegala jaman, mengalami banyak perubahan yang menyangkut dari segi teknis, sedang ciri dan watak yang kuat, dalam perwujudan tari klasik lebih cenderung pada keabstrakan, kadang-kadang simbolik dengan latar belakang falsafah yang dalam. 3 Tari modern adalah sebuah tari yang dalam bentuk watak, jiwa dan iramanya sama sekali bebas dari ikatan, norma-norma dan hukum-hukum tari yang telah ada oleh karenanya dalam tari modern ini sasaran pokoknya 6. Sindhen a. Pengertian sindhen Sindhen adalah seorang wanita yang bertugas bermain vokal dalam iringan gendhing. Suara sindhen akan menjadi pemanis karawitan. Seorang sindhen akan mengandalkan vokal untuk menghiasi karawitan Suwardi Endraswara, 2006 21. Demikian pula pesindhen juga disebut swaraswati yaitu seniwati yang dalam pertunjukkan wayang kulit atau perhelatan lain menggunakan gamelan, bertugas sebagai swarawati lebih dari satu orang. K
Penelitimenilai peran vital Walisongo menjadikan wayang media dakwah
Jakarta - Belum lama ini, warganet atau netizen Indonesia heboh setelah Adidas menyebut budaya wayang berasal dari Malaysia. Adidas menulis hal tersebut saat merilis produk koleksi terbaru yang bertema wayang kulit melalui Instagram ini bukan hanya terjadi kali ini saja. Karena kerap budaya Indonesia diklaim berasal dari Malaysia seperti batik, reog, dan kenapa budaya seperti wayang sering dianggap sebagai budaya Malaysia?Wayang Indonesia Menyebar ke Malaysia hingga ThailandBerdasarkan catatan Jendela Kemendikbud, wayang kulit Indonesia dikenal sejak 1500 SM dan berkembang ke berbagai negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan masa itu, wayang memiliki fungsi sebagai medium untuk mendatangkan arwah leluhur. Kepercayaan terhadap arwah leluhur berkorelasi dengan sistem kepercayaan masyarakat Jawa zaman tersebut dilakukan masyarakat dengan melakukan ritual penyembahan kepada arwah leluhur atau nenek moyang atau kepercayaan kepada hyang, selanjutnya dinamakan pergelaran ini merupakan cikal-bakal dari sejarah wayang yang berasal dari kata hyang, kemudian disebut wayang dan syaman adalah yang Dikenal di MalaysiaAkademisi Bahasa dan Sastra Jawa, Rudy Wiratama mengatakan, Malaysia memiliki tiga jenis wayang yang dikenal, yakni Wayang Jawa, dan Wayang Purwa dari Jawa, serta Wayang Siam yang berasal dari dalang kenalan Rudy yang bermukim di Kelantan, wayang yang berkembang di Malaysia awalnya dibawa orang Jawa sekitar abad tersebut juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan George Quinn pakar sastra dan budaya Jaya dari Australian National University yang mengatakan gelombang migrasi orang Jawa ke Malaysia pada abad ke-19 dan ke-20."Jadi ya kita memang perlu menerima kalau di sana Malaysia ada wayang, tapi wayang mana dulu, kan beda-beda," ujar Rudy dikutip dari Jumat 19/11/2021.Rudy menambahkan, di Kelantan juga ada wayang Jawa dan Siam yang sudah diberi warna di hanya itu, ada juga wayang Purwa di Johor. Wayang itu aslinya dari Jawa karena ada pengaruh gelombang kedua orang Jawa yang dibawa ke sana untuk Mengakui Wayang Kulit IndonesiaMeski bisa ditemukan di beberapa negara dan sering dianggap sebagai budaya Malaysia, namun UNESCO telah mengakui wayang kulit sebagai warisan budaya Indonesia pada 7 November kulit termasuk ke dalam kategori karya kebudayaan mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan indah dan berharga atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Sampai di sini sudah jelas ya detikers? Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] faz/nwy KkAeaL.